Diperbarui : 01/05/2017
TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Resor Cianjur masih menyelidiki keberadaan kernet bus pariwisata K Trans bernomor polisi B 7057 BGA. Bus ini diduga menjadi penyebab kecelakaan beruntun di Jalan Raya Puncak, Desa Ciloto, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur yang menewaskan 12 orang.
"Setelah dilakukan pemeriksaan, sejumlah penumpang bus yang menjadi korban selamat mengatakan, jika korban meninggal dan luka yang dirawat di Rumah sakit tidak terdapat kernet bus," kata Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Jawa Barat, Komisaris Besar Tomex Korniawan.
Menurut Tomex sejumlah saksi yang menjadi penumpang sempat melihat kernet masih ada beberapa saat sebelum bus mengalami rem blong yang kemudian kecelakaan beruntun. "Saya sudah memerintahkan semua jajaran untuk mencari keberadaan kernet bus yang dikabarkan menghilang dan diduga kabur," kata dia.
Tomex mengatakan pihaknya pun sudah mencoba mencari keberadaan kernet yang memiliki ciri-ciri rambut lurus, usia 30 tahunan, berbadan kurus serta memiliki tinggi sekitar 165 centimeter ke RSUD Cimacan. "Dicari di rumah sakit juga tidak ada. Ya kemungkinan melarikan diri, karena dari keterangan korban selamat di bus, kernet selamat, kalau kondisi sopir meninggal dunia," kata dia.
Bahkan pihaknya sudah menghubungi perusahaan untuk mencari identitas kernet dan alamat rumahnya. "Keterangan kernet sangat perlu karena untuk mengetahui kronologi dan kondisi bus yang mengalami kecelakaan, namun yang besangkutan belum ditemukan," kata Tomex.
Sementara itu, petugas gabungan Polda Jawa Barat dan Dinas Perhubungan sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) lanjutan di lokasi kecelakaan maut di Jalan Raya Puncak, Ciloto, Cipanas, Kabupaten Cianjur, Senin 1 Mei 2017. "Untuk sementara kami melakukan olah TKP dan memberikan tanda dengan cat pilok bekas-bekas pengereman dan titik-titik kendaraan yang mengalami kecelakaan beruntun" kata Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor, Cianjur Ajun Komisaris Erik Bangun Prakasa.
Salah satu tanda yang diberikan oleh petugas dalam melakukan olah TKP yakni tanda posisi 'Angkot' yang menunjukkan posisi kendaraan tersebut saat kejadian dan kendaraan yang pertama kali ditabrak oleh bus sebelum terjungkal ke jurang. "Kami juga akan melakukan oleh TKP kembali menggunakan alat 3D Scanner Laser, sehingga dapat menggambarkan secara real," kata dia.
Dia mengatakan pihaknya sudah melaksanakan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi diantaranya Bagus pengemudi kendaraan Xenia B 1814 KIM warna putih yg pertama kali tersenggol Bus, dan Amri Ketua panitia kegiatan wisata cibodas. "Kami juga sudah memeriksa kepala satuan pelaksana KIR Pulo Gadung Dishub Prov DKI Jakarta atas nama Triyana," kata casino online sbobet.