"Sakit Sekali Hati Saya, Kok Tega Dia Bunuh Yanto..."

Diterbitkan : 18/04/2017


Andi Lala (kedua dari kiri), istrinya (ketiga dari kiri) dan tiga tersangka lain yang terlibat dalam pembunuhan satu keluarga di Mabar, Kota Medan, Senin (17/4/2017)

MEDAN, KOMPAS.com - Murtini (58), orangtua almarhum Riyanto (40) masih belum bisa merelakan kepergian anaknya yang dibunuh oleh kerabatnya sendiri Andi Mattalatta alias Andi Lala.
Saat ditemui Tribun di kediamannya Jl Kayu Putih, Lingkungan XI, Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli, wanita berhijab biru ini duduk di ruang televisi yang ada di bagian samping rumah.
Ketika ditanya mengenai Riyanto, Murtini menangis. Bibirnya bergetar, dan sesekali ia terlihat sesenggukan karena tak kuasa mengingat tragedi yang menimpa anak keduanya itu.
"Sakit sekali hati saya. Kok tega dia bunuh Yanto," kata Murtini memulai perbincangan, Senin (17/4/2017).
Ia mengatakan, tak seharusnya Andi berbuat demikian. Apalagi, sampai tega menghabisi kedua anak, isteri dan mertua Riyanto.
"Kan biadab sekali dia itu. Sampai teganya dia bunuh anak-anak yang enggak tahu apa-apa," ucap Murtini.
Pascapenangkapan Andi, muncul berbagai kabar buruk terkait hubungan Andi dengan Riyanto. Salah satunya menyangkut peristiwa sebelum pembunuhan.
Saat gelar paparan di Polda Sumut, Andi Lala di hadapan polisi mengaku sempat mengkonsumsi sabu bersama Riyanto sebelum membunuhnya.
Bahkan, Andi menyebut Riyanto punya hutang Rp 5 juta terkait penjualan sabu. Disinggung mengenai kabar ini, Murtini yang tadinya menangis sempat terdiam.
Ia menyebut, apa yang dikatakan Andi Lala itu sama sekali tidak benar. Bahkan, Murtini menyebut Andi Lala pembohong dan tukang fitnah.
"Sudah lah dia bunuh anak saya. Difitnahnya lagi mendiang. Kan kurang ajar sekali dia
Pembohong dia itu," kata Murtini menyeka air mata.
Selama hidupnya, Murtini tak pernah melihat anak keduanya mendekati narkoba. Jangankan mendekati narkoba, untuk sekadar minum-minum saja, almarhum Riyanto tidak mau.
"Saya yang tau bagaimana anak saya. Dari kecil, Yanto itu enggak pernah macam-macam. Dia selalu di rumah saja," ungkap Murtini.
Karena tak ingin terjerat narkoba, Riyanto bahkan rela berdiam diri di rumah. Bahkan, ia sempat diolok-olok temannya karena dianggap anak rumahan.
"Karena enggak pernah kemana-mana, ya dia sering diejek teman-temannya. Dia itu kan agak gemulai. Pernah dikatai bencong," ungkap Murtini kembali menitikkan air mata.
Apa yang disampaikan Andi Lala, kata Murtini, dianggapnya sebagai pembelaan. Sebab, dengan berkata demikian, kata Murtini, Andi Lala berharap bisa diringankan hukumannya.
"Itu pandai-pandai dia aja. Kalau dia bilang anak saya ngisap narkoba, mana buktinya. Dia ngomong gitu karena anak saya udah enggak ada. Jadi dia seenaknya saja bicara," kata Murtini.
Wanita beranak tiga ini menjamin, almarhum Riyanto adalah orang yang baik. Bahkan, tiap Senin Kamis, almarhum Riyanto kerap berpuasa.
"Anakku itu orang baik. Dia enggak akan mungkin menyentuh narkoba," kata Murtini dengan suara parau.
Soal pengakuan Andi Lala yang menyebut almarhum Riyanto mengutang hingga Rp 5 juta, itu juga dibantah Murtini.
Sangat tidak mungkin, Riyanto yang bekerja sebagai kepala gudang mau mengutang kepada Andi Lala yang penghasilannya tidak lebih banyak dari almarhum.
"Enggak mungkin itu. Itu hanya karang-karangan Andi aja. Saya sebenarnya sangat kesal sekali. Kalau ketemu, ingin sekali saya jemek-jemek mukanya itu. Hukum mati aja dia itu biar tahu dia rasanya gimana," ungkap Murtini.
Dalam gelar pemaparan juga disebutkan, Andi Lala pernah terlibat pembunuhan selingkuhan isterinya.
Ditanya mengenai hal itu, Murtini geleng kepala. Selama ini, kata Murtini, ia tak pernah mencampuri urusan keluarga Andi Lala.
"Saya enggak pernah tau apa yang dia perbuat. Saya itu jumpa sama dia hanya dua kali saja," ungkap Murtini.
Untuk mengetahui latar belakang Andi Lala, Murtini sempat meminta Tribun menemui pihak keluarga almarhum Sri Ariyani, isteri Riyanto.
"Keluarga perempuan kan banyak di Sei Rampah. Mungkin mereka lah yang bisa jelaskan. Kalau saya, jujur saja tidak begitu mengenal Andi," ungkap Murtini.
Sebelum mengakhiri perbincangan, suami Murtini, Wagiman (66) keluar dari kamar.
Wagiman ikut mengobrol di ruang TV. Dalam kesempatan itu, Murtini juga menyampaikan ingin sekali membersihkan rumah almarhum Riyanto.
Jika nanti keluarga sudah diperkenankan masuk ke lokasi, Murtini akan membagi-bagikan baju almarhum kepada kerabat terdekat.
"Saya sudah sampaikan ke saudara perempuan ataupun yang di sini. Kalau nanti sudah bisa masuk ke dalam rumah, itu baju-baju bawa saja ke kampung. Biar dibagi-bagikan saja lah," katanya.
Terkait masalah surat tanah yang dipegang almarhum Riyanto, Murtini belum bisa menjelaskannya.
Apakah empat surat tanah itu masih ada, atau dibawa kabur oleh Andi Lala.
"Kami belum bisa masuk ke rumah. Saya enggak tau, apakah suratnya masih ada atau tidak," ungkapnya.
Hal senada juga disampaikan Wagiman. Ia mengatakan, dirinya belum bisa memastikan apakah surat tanah yang dipegang almarhum Riyanto masih ada atau tidak.
"Belum tahu saya. Saya belum bisa ngecek ke dalam rumah," katanya.
Terkait "K", anak ketiga pasangan almarhum Riyanto dan Sri Ariyani, Wagiman dan Murtini sepakat tidak akan memberikannya pada orang lain untuk diadopsi.
Katanya, mereka akan merawat Kinara hingga besar.
"Mohon maaf, enggak akan saya kasih kemana-mana Kinara ini. Biarlah kami yang urus," kata Murtini.
Sebelum mengakhiri perbincangan, Murtini sempat kembali menyinggung Andi Lala dan isterinya Reni.
Kata Murtini, ia juga ingin sekali menampar wajah Reni. Karena, kata Murtini, Reni sempat datang takjiah saat jenazah Riyanto dan keluarganya sudah selesai diotopsi dari rumah sakit.
"Reni-nya itu kan sempat datang. Bahkan dia nginap pun di sini. Tapi ya saya enggak nyangka dia ikut terlibat," kata Murtini.
"Suami isteri itu kalau saya tahu dari awal, sudah saya tonjok. Geram saya. Kesal sekali rasanya," tambah dia.
Dari pantauan, lokasi pembunuhan masih saja didatangi warga dari berbagai tempat. Mulai dari Belawan, Krakatau, hingga kawasan Brayan.
Mereka pun meminta polisi untuk menghukum mati Andi Lala, otak pelaku pembunuhan. (Tribun Medan/ Array A Argus)